Poes

Nasi Tongkol Mbak Ju Wonokromo

Ini adalah edisi kulineran di Surabaya, artikel lainnya bisa dilihat di tag #surabaya dan #kuliner


Bermula menonton VT (Video Toktok) ane melihat review tentang makanan "penyetan" yang (sejak dulu sebenarnya sudah) viral dan lejen di Surabaya. Ketika ada kesempatan ke Kota Pahlawan ini ane luangkan waktu untuk mencoba.

Nama warungnya adalah Nasi Tongkol Mbak Ju yang berlokasi di dalam pasar DTC (Darmo Trace Center) di daerah Wonokromo Surabaya. Jika sempat menengok ke Toktok atau Youtube, maka bakal banyak video yang muncul mereview dan menjelaskan tentang warung ini. Seperti namanya warung ini berjualan nasi dengan lauk ikan tongkol. Hanya ini saja menunya namun yang beli ramai pula.

Dari sekian banyak video yang sudah ane tonton, ada 1 kesimpulan bahwa nasi tongkol ini enak banget namun 1 hal yang hilang yaitu rute ke lokasi. Apa pasal? Warung ini terletak di dalam pasar modern dengan total 6 lantai. Banyak orang hanya memuji - muji saja rasa menunya tanpa menunjukkan arah dan rute yang tepat dan cepat untuk menuju warung ini.

Berbekal niat saja ane putuskan untuk mencoba mencari dimana letak warung ini. Dari terminal bus Bungurasih, ane naik Gojek. Harapannya adalah abang gojek akan membantu menjawab pertanyaan saya namun ternyata zonk. Si abang lebih paham tentang skincare pelindung dari sengatan matahari daripada lokasinya. Jadi diputuskan ikut dengan petunjuk dari Google Maps (sambil berdo'a semoga tak salah arah).

Tentu saja apa yang bisa diharapkan dari Google Map kalo lokasinya di dalam pasar?

Si abang Gojek nurunin ane di kampung sebelah pasar karena Google Map menyebut disitu tempat terdekatnya. Lokasinya dekat dengan Warung Mak Yeye yang terkenal itu (tutup kalo siang).

Alhasil ane harus muter - muter dulu untuk masuk ke DTCnya. Setelah capek muter - muter, ane akhirnya bisa masuk DTC lewat jalur jalan parkir mobil dan langsung mengarah ke Lantai 1. Di dalam pasar Google Map ini cupu, tidak bisa menunjukkan arah yang tepat. Ane seperti sedang di dalam lorong - lorong labirin dengan tumpukan daster dan celana jeans KW yang bertebaran di kanan kiri. Semakin ke dalam semakin sepi penjualnya, hanya ada deretan stand kosong dan tertutup.

Disini istilah "malu bertanya sesat di jalan" sepertinya sangat relevan. Bye Google you're useless. Akhirnya ane lewat depan orang jualan skincare, what!!!!. Ane langsung saja ditarik sama mbak - mbak SPG untuk ditawarin produknya, si mbak sales nyerocos terus ga bisa distop. Ane lirik ternyata sudah agak sepuh. Kasian, akhirnya ane beli produknya meski ga butuh. Tapi di sisi yang lain ane mau manfaatkan untuk bertanya lokasi warung nasi ini.

Setelah bertanya ternyata memang berada di lantai 1 dan ada di pojokan belakang. Berbekal informasi ini ane jalan - jalan muter - muter lagi sampai akhirnya ketemu lokasi yang dimaksud. Alhamdulillah.

Namun setelah makan ternyata ada rute yang gampang dan mudah menuju warung ini, yaitu masuk ke DTC lewat pintu di Jalan Wonokromo (jangan di Jalan Stasiun Wonokromo maupun Jalan Jagir Wonokromo). GAMBAR 1.

DTC Jl Wonokromo

Kemudian pilih gang menuju lokasi parkir sepeda motor, jalan lurus GAMBAR 2 sampai ketemu tangga, naik, dan kemudian belok ke kiri. GAMBAR 3.

DTC Parkir Sepeda Motor DTC Tangga ke Lantai 1

Setelah 1 atau 2 gang, Warung Nasi Tongkol Mbak Ju berada di sebelah kananmu.

Nasi Tongkol

Ane sampai di warung sekitar jam 11 lebih 20 menit, saat itu sudah ada beberapa pembeli yang datang belum ramai sekali. Kata orang nanti ramainya pas jam makan siang.

warung mbak ju anak mbak ju sedang menyiapkan pesanan

Tak menunggu lama ane langsung pesan saja nasi tongkol dengan tambah lauk telor dadar. Si penjual adalah anak dari Mbak Ju (sudah meninggal) kerjanya cepat. Beliau kemudian menyiapkan sambal tomat - terasi dan menguleknya langsung di tempat, segera 1 porsi nasi tongkol langsung tersedia lengkap dengan telor dadar dan sambal lalapan. Selain itu dikasih juga teri goreng dan sambal yang terbuat dari tongkol yang dihaluskan.

Nasi sambal tongkol mbak Ju

The moment of the truth.

Ngomongin influencer kuliner di Indonesia, ane tidak pernah percaya kecuali dengan rekomendasi (alm) Bondan Winarno. Kalo beliau bilang enak maka sudah pasti enak. Maknyus!!! 👌🏽

Sedangkan yang lain ane masih ragu. Termasuk untuk rekomendasi nasi tongkol ini yang setelah ane coba rasa sambalnya biasa saja. Terasinya kurang terasa, menurut ane lebih enak sambal tempong di Banyuwangi. Namun ada yang unik di sambal tongkolnya, ane sama sekali belum pernah makan sambal seperti ini. Menarik. Rasa ikan teri goreng ya sama seperti ikan teri lainnya, crispy dan salty. Menurut ane malah rasa teri ini yang memberikan "rasa" pada masakan ini karena telor dadarnya pun tidak ada rasa apapun.

Tapi tentu saja ane tetap habiskan dengan penuh semangat karena belum makan sejak pagi. Selain itu yang membuat ane sedikit kecewa adalah ketika diberi pilihan sambal ane sudah sampaikan minta sambal yang pedas tapi ternyata pedasnya sama sekali tak terasa. Ane ingin merasakan sambal terasi yang pedas menggelora, biar berkeringat dan lendir di hidung keluar. Apakah mungkin si penjual lupa?

Review rasa ini subyektif ane, bisa saja orang lain akan berpendapat berbeda. Tapi yang pasti ane datang ke warung saat sedang flu dan batuk. Bisa jadi flu ini mengurangi kerja alat perasa ane. Ya mungkin seperti itu. Oleh karena itu ane ada rencana akan mampir saat ada keperluan di Surabaya lagi.

#Surabay #kuliner #sambel