Perjalanan ke Timur mencari Nasi Tempong (bagian ke-1)
TLDR: Ane lagi seneng sama Nasi Tempong Khas Banyuwangi. Jadi mumpung di daerah Tapal Kuda kenapa tidak langsung coba saja dari asalnya?. Naik kereta akhirnya.
Sedang di Pasuruan di rumah saudara terlintas dalam pikiran kenapa tidak sekalian ke Banyuwangi untuk merasakan Nasi Tempong khas Banyuwangi yang otentik?
Nyalakan hape dan buka aplikasi KAI Access, ada beberapa kereta yang melaju antara Sidoarjo ke Banyuwangi. Karena lokasi rumah sodara ane lebih dekat ke stasiun Bangil maka ane pilih naik dari Bangil, Pasuruan.
Pilihan kereta ada Probowangi, Mutiara Timur, Blambangan Express, dan Wijaya Kusuma. Karena ane ga ada niat untuk menginap di Banyuwangi maka ane cari kereta yang sampai ke Banyuwangi sudah terang. Pilihannya ada 3 yaitu Mutiara Timur, Blambangan Express dan Wijaya Kusuma. Tabel waktu perjalanannya seperti di bawah ini
Nama Kereta | Jam Berangkat1 | Jam Sampai | Harga Tiket2 |
---|---|---|---|
Mutiara Timur | 22:41 | 03.39 | 325.000 |
Blambangan Express | 23.39 | 04.40 | 205.000 |
Wijaya Kusuma | 00.52 | 05.43 | 225.000 |
Mempertimbangkan harga dan jam berangkat, ane putuskan untuk ikut kereta Blambangan Express. Alasan utamanya adalah ane harus naik Commuter Line dulu dari Stasiun Porong ke Stasiun Bangil.
Kenapa tidak memilih Wijaya Kusuma yang jam sampainya lebih pagi dan harganya juga terpaut hanya 20 ribu rupiah saja?
Ada 2 alasan yaitu
- Ane mengejar sholat subuh di Banyuwangi, minimal bisa sholat subuh di mushola stasiun,
- Ane belum pernah naik Blambangan Express dan ingin mencoba kursi New Generationnya.
Akhirnya beli tiket mendadak dan untung Alhamdulillah masih dapat tiket ekonomi.
Untuk pulangnya ane langsung beli tiket Wijaya Kusuma berangkat dari Stasiun Banyuwangi Kota jam 11.15 WIB dan sampai Madiun jam 19.37 WIB dengan harga tiket 300 ribuan (Ekonomi).
Jam 20-an ane sudah sampai stasiun Porong untuk naik Commuter Line ke Bangil. Stasiun Porong ini stasiun kelas III (stasiun kecil) yang saat ini hanya melayani Commuter Line saja. Ada 3 jalur rel dengan 1 jalur sepur lurus. Lokasinya sangat dekat dengan Lumpur Lapindo.
Commuter Line yang ane tunggu adalah Kereta Penataran Tumapel3 yang jadwalnya akan sampai jam 20.43 WIB dan sampai ke Stasiun Bangil 20.56 WIB tapi beberapa kali ini naik Commuter Line di DAOP 8 ini sering sekali terlambat.
Kereta tiba pukul berapa?
Akhirnya kereta datang jam 20.55 WIB dan sampai di Bangil jam 21.07 WIB. Sesampai di Bangil ane harus menunggu sekitar 2,5 jam untuk naik Blambangan Express di jam 23.30 an. Pergi keluar sebentar untuk makan bakso sambil jalan - jalan di sekitaran Stasiun. Sayang tiba - tiba turun hujan gerimis jadi segera balik lagi.
Setelah menunggu dan terkantuk - kantuk di ruang tunggu stasiun, akhirnya kereta ane datang, Blambangan Express NG. Eh tapi tidak bisa langsung berangkat karena menunggu simpangan dengan kereta Probowangi dari Jember yang mengalami keterlambatan 3 jam karena lokomotif rusak. Setelah menunggu Probowangi masuk ke stasiun, Blambangan Express akhirnya berangkat. Setelah berangkat dan duduk sudah dicounter oleh pak Kondektur, ane langsung beranjak ke restorasi karena haus banget (tadi ga sempat beli minum di stasiun karena semua sudah pada tutup). Setelah mendapatkan teh hangat dan Fruit Tea, ane balik ke kursi.
Tapi sebenarnya ane duduk di kursi yang keliru, karena kursi ane sudah diisi oleh ibu - ibu yang sepertinya capek banget jadi ane biarin dia duduk di kursi ane (dekat jendela). Lagipula kalo malam mau lihat apa lagi dari jendela, ya kan?. Namun keputusan ini salah karena ibu ini berisik minta ampun. Kadang tiba - tiba teriak - teriak manggil temannya (yang duduk di kursi belakang ane) sehingga ane kadang kaget terjaga dari tidur. Ini terjadi berulang kali. Menjengkelkan! seharusnya ane paksa dia duduk di kursinya.
Permasalahan kedua adalah dia sering banget batuk - batuk, mana gak pakai masker lagi. Ane udah membatin kalo ane bentar lagi ketularan dia4.
Oh iya Blambangan Express NG tiket Ekonominya udah tersedia kursi Ekonomi Premium New Generation, yaitu bisa direbahkan dan bisa diputar searah lokomotif melaju. Mirip kursi eksekutif cuma ukurannya sama dengan kursi ekonomi premium, mungkin lebih lebar sedikit. Bedanya adalah tidak ada leg rest, jarak antar kursi yang sedikit pendek (tapi masih nyaman), dan tidak ada cup handler atau meja kecil untuk naruh makanan atau laptop.
Ane tidak bisa ambil banyak foto kursi ini karena mau ambil foto kursi di sebelah nanti dikira pelecehan seksual (yang duduk cewek atau tante pakai celana ketat dan tidurnya agak miring, nungging??? ke arah ane) dan yang di belakang sudah pada tidur jadi posenya bakal jelek sekali.
Setelah habisin teh anget (Teh Potji) ane putuskan untuk tidur, meski ga bisa nyenyak karena ibu - ibu di sebelah ribet dan berisik banget.
Footnotes
Jam Berangkat dan Sampai dalam Waktu Indonesia Barat↩
Dalam rupiah untuk tiket paling murah (Ekonomi), khusus Mutiara Timur semua kursi Eksekutif↩
Tumapel adalah Commuter Line terakhir lewat Bangil, sehingga ane tetap harus menunggu sekitar 2,5 jam di Stasiun Bangil.↩
Dan benar, sekarang ane kena flu dan batuk - batuk terus.↩